GoBar "1st Anniversary" Gowes Sakadaek Club Part 2

Salam 2 Pedal,

Hallo Sobat Sakadaek, udah pada ga sabar kan menunggu kelanjutan cerita Anniversary Part.1.
Tak usah lama2 lagi deh, kita langsung aja ke cerita selanjutnya ya Sob. Cekidot..... 👇



Setelah menempuh perjalanan selama hampir 2 jam, akhirnya kami tiba di TeKaPe, dan langsung memarkir kendaraan di dekat warung yang sudah dibooking sama paketu sebelumnya. Setelah semua mobil terparkir kami langsung undloading sepeda karena sudah pada ga sabar pengen segera ngeTrek. Heheheee....
Unloading setelah tiba di TKP

Saat kami sedang unloading, hujan kembali turun. Hhmmmm... benar2 menguji mentalitas kami sebagai goweser ni sob... Tetapi karena baru sampai jadi kami putuskan untuk rehat dulu di Warung untuk pelemasan otot2 tubuh setelah naik mobil pickup. Kaki pada kesemutan Sob, wkakakkkkkk...
Rehat sambil kongkow
Waktu rehat ini kami isi dengan kongkow2 sambil ngopi dan ada juga yang sarapan bahkan ada yang sarapan ke-2 loh Sob.. Kasih tau ga ya siapa orangya.... 😊 kami kasih fotonya aja deh tuh. hihihi....
Waktu rehat selesai, semua anggota siap2 menuju ke sepeda masing2 karena kami akan segera mulai gowes. Hujan mulai agak reda, tapi tetep gerimis2nya belum ilang2 ni Sob, ditambah lagi dengan kabut yang mulai turun maka lengkaplah suasana ala puncak yang dingin mengiringi gowes kami kali ini. Tetapi hal tsb tidak menyurutkan semangat kami untuk tetap gowes, justru malah menambah antusiasme para anggota untuk gowes hujan2an di kebun teh. Hahaha....

Saat kami mau start gowes, tiba2 beberapa anggota ada yang ribut mencari kunci mobil. Setelah dikonfirmasi ternyata kunci mobil om Aef hilang. Kamipun sempat mencari dan menanyakan kronologisnya ke om Aef dan orang terakhir yang megang kunci yaitu om Achuy & om Indra, tetapi kunci tsb tidak ketemu. Sampai akhirnya pak Cecep dengan bekal ilmu itelijennya bisa membuka mobil tersebut dengan kunci mobil lain. Dengan alasan "nanti bisa diakalin" maka kami putuskan untuk melanjutkan gowes, untuk masalah kunci nanti setelah beres gowes dilanjutkan lagi.

Dengan sedikit problem kamipun mulai gowes menuju kebun teh. Ada 2 lokasi kebun teh yaitu di belakang dan depan warung tempat kami singgah. Rencana awal kami akan ke belakang dulu nanti naik ke kebun teh depan menuju menara TVRI dan nanti keluar di warung lagi. Dan kami pun langsung mengayuh menuju ke kubun teh belakang.
Sesaat setelah kami memasuki kebun teh, hujan turun lagi. Waduh Sob, bener2 ya hari ini emejing banget cuacanya. Tetapi hal ini tidak menyurutkan spirit kami untuk terus mengayuh mengelilingi kebun teh. Setelah gowes beberapa kilo kami melihat ada sebuah saung ditengah kebun teh. Paketu menginstruksikan ke semua untuk rehat dulu di saung tsb, karena kondisi yang kurang kondusif. Selama perjalanan tadi ternyata ada yang masih membahas masalah kunci yang hilang, bahkan ada beberapa anggota yang hampir cekcok dan wajah om Aef pun agak lesu dan kurang semangat gowesnya. Oleh karena itu, ketua memutuskan rehat dulu untuk menyelesaikan masalah ini.

Kami semua berkumpul di Saung tsb dan mengadakan sidang kecil agar masalah ini bisa clear, supaya suasana gowes kembali ceria. Beberapa saat kemudian ketika om Aef makin ga karuan suasana hatinya tiba2 muncul beberapa anggota yang menyiramkan tepung dan air ke om Aef. Jreeeeeeeeeeeeng...... ternyata ini surprise buat om Aef yang sedang ulang tahun jadi kami bikin drama gitu deh sob... Happy Bithdays ya om Aef, Semoga tambah berkah hidupnya dan dikabulkan semua cita2nya. Amin....
Ketika sudah clear dan suasana ceria kembali, kami lanjutkan gowes. Ketika tiba di pertengahan kebun teh hujan turun lagi, bahkan semakin lebat. Jarak pandang kamipun mulai menipis karena kabut yang makin tebal serta pandangan kamipun terganggu oleh air hujan. Waduh, makin kurang bersahabat aja ni sob cuacanya.
Tetap ceria meskipun basah kuyup
Karena jarak pandang yang menipis, ada anggota yang berpisah dari rombongan. Om Aep, om Eri dan om Merzan mereka memilih jalur yang berbeda dengan yang lain saat ada jalur bercabang. Padahal beberapa rekan dibelakang mereka sudah teriak agar mereka balik lagi, tapi mungkin karena hujan yang lebat, suara mereka tak terdengar dan kalah sama suara derasnya hujan. Kamipun berhenti sejenak dan bingung gimana menghubungi mereka. Tetapi karena om Aep sudah tau trek disini jadi kami putuskan untuk tetap lanjut dan nanti kami tunggu di warung tempat kumpul awal saja.
Hujan semakin lebat, ditambah lagi angin kencang saat di kebun teh menambah berat kayuhan kami. Saat itu pula tak ada lagi saung ataupun tempat untuk berteduh, yang ada cuma hamparan kebun teh dan pohon2 disekitar kebun teh tetapi tak bisa untuk berteduh. Jadi tak ada pilihan lagi buat kami selain terus mengayuh sepeda sambil berharap kami menemukan tempat untuk singgah dan berteduh.
Trek yang kami lalui sangat variatif. Awal masuk perkebunan teh medannya berupa jalan makadam, karena digunakan untuk lalu lalang kendaraan perkebunan. Setelah memasuki jalan setapak di dalam perkebunan, disinilah kami mulai menemukan trek yang variatif. Trek offroad dengan variasi tanjakan dan turunan serta tikungan yang memacu adrenalin kami. Over all, trek disini sangat keren Sob, kalian harus mencobanya.

Tetapi karena curah hujan yang semakin tinggi disertai angin kencang, membuat kami tidak bisa terlalu lama berada disana. Dengan mempertimbangkan keselamatan semua anggota, akhirnya kami harus mengakhiri gowes lebih cepat dan mencari jalur tercepat menuju keluar area perkebunan. Karena sempat kebingungan mencari trek keluar, akhirnya kami bertanya ke pekerja perkebunan dan mereka pun dengan baik hati menunjukan jalur keluar tercepat. Sayang banget ya Sob, padahal lagi seru tapi harus berakhir lebih cepat gowesnya 😏.

Tak lama kemudian kami tiba di jalan raya menuju ke warung tempat parkir. Hanya beberapa menit mengayuh akhirnya kami tiba di warung dan memilih istirahat sambil minum teh hangat sekalian menunggu 3 orang yang beda rute tadi.
Setelah menunggu lumayan lama, dan yang ditunggu belum datang juga akhirnya beberapa anggota mengusulkan untuk lanjut gowes ke Jasinga dan yang nunggu beberapa orang saja yang nanti bawa mobil. Karena semua anggota merasa gowesnya masih kurang (karena cuaca buruk) jadi kami putuskan untuk melanjutkan gowes ke Jasinga dan nanti berhenti di pinggir sungai sekaligus mencari lokasi untuk masak dan makan bersama.

Om syam, Pak Yanto, om Khulaefi (Aef), om Indra & om Uncle menunggu di warung, sedangkan yang lainnya lanjut gowes. Setalah hampir 20 menit menunggu, akhirnya om Aep, om Eri & om Merzan tiba di warung. Kami persilahkan mereka untuk istirahat dan minum teh dulu untuk menghangatkan badan. Berhubung yang lain sudah duluan atau mungkin sudah sampai di sungai Jasinga, akhirnya kami tawarkan apakah mau lanjut gowes atau ikut naik ke mobil. Dengan alasan sama seperti yang lain akhirnya mereka (Pak Yanto, om aep, om eri dan om merzan) memilih untuk melanjutkan gowes ke Jasinga. Sedangkan om syam, om Aef & om Uncle mengawal dibelakang dengan mobil (kalau gowes semua, nanti siapa yang bawa mobil 😀). Oiya 1 lagi om Indra ikut ke mobil karena kondisi fisik yang tidak prima jadi tidak bisa melanjutkan gowes.
Trek pulang menuju jasinga bisa dibilang gampang-gampang susah. Dibilang Gampang karena hampir 90% turunan dan aspal. Tetapi karena turunan terus dan medannya berkelok disini kami bilang sulit. Butuh kehati2an dan skill mainin brake saat turunan yang berkelok (tikungan tajam) ditambah medan jalan sempit dan basah jadi rawan terjadi kecelakaan.

Karena kondisi medan tsb, ada 2 kejadian yang menimpa anggota kami. Pertama om Samson yang mengalami crash saat turunan karena ada kesalahan teknis saat pengereman. Yang kedua terjadi sama Pak Yanto yang hampir ketabrak mobil dari arah berlawanan saat berada di turunan yang berkelok. Untungnya dengan skill dan pengalamannya bersepeda dia bisa menghindari kecelakaan tsb. Alhmadulillah keduanya selamat dan masih bisa melanjutkan gowes sampai ke tikum berikutnya.
Selama hampir 30 menit akhirnya kami tiba di lokasi yang dituju yaitu di pinggir sungai Jasinga. Sesaat setelah tiba, semua anggota nyebur ke sungai untuk mandi dan cuci sepeda.

Selesai bersih2, kami segera menyiapkan semua keperluan untuk masak. Mulai dari bahan2, bumbu dan seperangkat alat masak yang sudah kami persiapkan bawa dari rumah. Tadinya kami pengen masak di pinggih sungai, tetapi karena kondisi hujan dan air sungai yang lumayan deras jadi tidak memungkinkan untuk masak di pinggir sungai. Oleh karena itu, kami mencari tempat lain yang bisa dan memungkinkan untuk ngeliwet. Secara kebetulan tepat di lokasi tsb ada rumah kosong yang masih dalam proses pengerjaan tetapi sudah dipasang genteng jadi bisa kami pakai untuk singgah dan masak. Setelah minta izin ke tuan rumah, kami dibolehkan untuk singgah dan masak disitu. Rejeki anak soleh ya Sob... 😀
Inilah rumah kosong yang kami pakai untuk masak
Tanpa menunggu lagi kami mulai menyiapkan semua kebutuhan untuk masak. Apalagi kelihatan dari muka para anggota udah nampak sekali muka2 lapernya. Hahahahaa.... Seperti biasa, untuk urusan masak-memasak kami serahkan kepada ahlinya yaitu om Mbhe yang sudah kami lantik menjadi seksi Konsumsi GSC. Selain om Mbhe, Pak Cecep dan beberapa anggota lain yang jago masak juga ikut membantu. Sedangkan yang lainnya loading sepeda supaya nanti selesai makan kami bisa langsung cuusss pulang.
Lauk-pauk, lalapan, sambal dan yang lainnya sudah siap tetapi nasinya belum matang karena dimasak agak telat dan numpang masak di rumah warga sekitar. Weleh-weleh... makan siang pun untuk sementara ditunda dulu deh 😁. Hal ini terjadi karena kami hanya membawa 1 kompor untuk masak lauk & sambal sedangkan nasi rencananya akan kami masak dengan membuat tungku dan kayu bakar di hutan pinggir sungai tsb. Tetapi karena hujan yang hampir seharian jadi kami ga bisa bikin tungku dan susah mencari kayu bakarnya. Akhirnya kami numpang masak nasi ke rumah warga sekitar. Warga disini baik-baik banget ya Sob sama petualang seperti kami. Dan lagi2 dapat rejeki anak soleh ni... 😁😁.
Nunggu Nasi yang belum matang 😊
Nasi yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Wajah-wajah yang udah lapar maksimal pun mulai menampakan senyuman ketika melihat nasi datang 😄😄. Masih dalam keadaan panas dan "ngebul" nasipun langsung ditumpahkan keatas daun pisang yang sudah siap dengan sambal dan lauknya.

Wah dah ga sabar ni pengen langsung menyantap nasi liwetnya. Eiittt.... tunggu dulu ya Sob, sebelum makan kita baca do'a dulu... Selesai do'a langsung deh tuh nasi liwet diserbu...
Mari kita makan
Singkat cerita, makan selesai tanpa sisa kecuali daun pisangnya 😊. Kamipun membersihkan area tsb agar kembali seperti semula. Selesai bersih2 kami siap-siap pulang, tetapi sebelum pulang kami adakan briefing dan berdo'a agar perjalanan kami lancar dan selamat sampai kembali ke rumah masing-masing.

Hujan sudah mulai reda, tepat pukul 14.00 kami langsung tancap gas untuk berangkat pulang. Ditengah perjalanan beberapa anggota mengajak berhenti dulu untuk membeli oleh2 buat keluarga di rumah. Kebetulan dipinggir jalan raya Cigudeg-Jasinga banyak pedagang buah2an jadi kami berhenti dulu deh Sob....

Beli oleh-oleh beres, kamipun melanjutkan kembali perjalanan pulang. Hujan kembali mengiringi perjalanan kami, meskipun sesekali reda tetapi nanti turun lagi terus begitu sampai kami tiba di base camp. Meskipun cuaca yang sangat tidak bersahabat tetapi tidak mengurangi keceriaan kami saat perjalanan. Keseruan dan keceriaan tetap terpancar dari wajah anggota dan menikmati perjalanan ini.
Tetap Ceria meskipun kehujanan 😁
Tidak hanya ceria, saking menikmati perjalanan ini sampai ow iwenk tertidur pulas dimobil 😂😂
Pukul 15.30an kami tiba di Rumah Pak Cecep. Karena sudah sore jadi kami langsung menurunkan sepeda dari mobil. Unloading selesai, kamipun langsung pamitan dan bubar barisan menuju rumah masing-masing.

Sobat Sakadaek, sampai disini cerita perjalanan Gobar Anniversary kami tahun ini. Tetap seru dan excited meskipun kurang dapat "Gerrrr" gowesnya karena terhambat faktor nonteknis yaitu cuaca.

Kami sangat mengapresiasi kepada seluruh anggota GSC atas partisipasinya dalam acara ini. Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pengurus dan semua yang terlibat dalam acara ini mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan. Semoga kita bisa merayakan anniversary-anniversary berikutnya dan lebih seru pastinya.

HAPPY 1st ANNIVERSARY "GOWES SAKADAEK CLUB", semoga tambah solid, kompak dan panjang usia tentunya. Amiin..amiin ya robbal'alamin....


Salam Sakadaek


Lihat cerita sebelumnya disini 👉 Part.1


 





GoBar "1st Anniversary" Gowes Sakadaek Club Part 1

Salam 2 Pedal,

Salam Sakadaek,

Sobat Sakadaek, bulan Januari adalah bulan spesial bagi GSC karena pada bulan inilah GSC resmi terbentuk tepatnya ialah pada tanggal 15 Januari 2017. Berarti tahun ini tepat kami berulang tahun pertama.

Ibarat kita punya anak, ultah ke-1 biasanya dirayakan meriah sebagai ungkapan rasa sukacita dan bersyukur atas pertumbuhannya. Begitupun GSC, sebagai ungkapan rasa syukur dan juga sukacita kami mengadakan acara ultah ke-1 dengan misi mempererat tali silaturahmi antar anggota dan mudah2an GSC bisa tetap kompak dan bertahan lama usianya. Amiin....

Untuk membahas acara anniversary, pada tanggal 5 januari jajaran pengurus mengadakan meeting di rumah ketua untuk membicarakan konsep dan destinasi gowes anniversary. Hasil meeting tersebut adalah untuk acara gowes ultah kami adakan 2 sesi. Pertama, gowes tipis kemudian dilanjutkan dengan acara tasyakuran yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2018. Sedangkan sesi kedua kami adakan gowes ke luar kota dengan opsi destinasi ke Rumah Hutan Cidampit-Serang atau ke Kebun teh Cigudeg-Bogor, dan untuk waktu pelaksanaannya akan dibahas saat acara tasyakuran.

Tiba pada tanggal 14 Januari 2018, Gowes Anniversary sesion 1 dimulai. Untuk sesi 1 ini, kami hanya gowes dekat dan nanti dilanjutkan dengan acara tasyakuran dan Do'a bersama agar GSC tetap solid dan bertahan lama.

Untuk destinasi gowes kali ini yaitu ke Tebing Koja. Sengaja Tipis2 aja treknya karena event kali ini intinya adalah kumpul bareng untuk tasyakuran serta do'a bersama dan yang pasti dan sudah menjadi rutinitas tiap GSC kumpul yaitu diadakan ngeliwet dan makan bareng. Lokasi event kali ini adalah di Rumah Pak Cecep. Dan sepertinya Rumah Pak Cecep akan jadi "2nd Base Camp" GSC nih Sob, selain Rumah Paketu.
Setelah acara makan, kami adakan briefing santai untuk membahas gowes anniversary sesi ke-2. Dipimpin langsung oleh Ketua dan dibantu seksi acara, briefing pun dimulai. Dengan suasana santai tapi serius ya Sob... Disini kami membahas waktu pelaksanaan, destinasi serta teknis untuk acara Sesi ke-2. Sesuai hasil meeting pengurus sebelumnya, bahwa untuk sesi ke-2 ada dua opsi destinasi yaitu Cidampit-Serang & Kebun Teh Cigudeg- Bogor.

Karena ada 2 opsi destinasi, maka kamipun adakan voting untuk menentukan tujuan destinasi gobar sesi ke-2. Setelah satu per satu anggota menyatakan pilihannya ternyata sebagian besar anggota memilih ke Cidampit-Serang. Maka secara aklamasi keputusan pun ditentukan oleh paketu bahwa destinasi gowes anniversary GCS sesi-2 adalah ke Rumah Hutan Cidampit-Serang. Sedangkan untuk waktu pelaksanaan yaitu pada tanggal 28 Januari 2018 dan untuk teknis pemberangkatan kami loading dari base camp ke serang kota, nanti disana kami baru start gowes menuju TeKaPe. Meeting selesai, maka acara sesi-1 pun beres dan ditutup dengan acara Do'a bersama.
Esok harinya, para pengurus mulai sibuk mengatur akomodasi untuk acara nanti. Untuk event kali ini kami memberikan tugas ke om Eri untuk mencari marshall karena dia pernah gowes kesana saat event salah satu komunitas sepeda di Serang, sedangkan om fadly & ocin kami beri tugas mencari mobil untuk pick up sepeda.

Setelah mendapat informasi dari om Eri & om Ocin tentang estimasi budget yang lumayan untuk destinasi ke Cidampit, para pengurus mempertimbangkan kembali apakah mau tetap kesana atau memilih destinasi lain yaitu ke Kebun Teh Cigudeg-Bogor.

Jajaran pengurus mulai putar otak untuk mencari solusinya. Perbincangan digrup pun lebih intens lagi karena waktu udah H -10. Dan setelah mempertimbangkan berbagai hal, akhirnya pada hari Jumat tgl 19 Januari 2018 kami memutuskan untuk destinasi acara gobar Anniversary GSC diubah ke Kebun Teh Cigudeg-Bogor.

Destinasi sudah sepakat, tinggal teknis yang masih outstanding karena kami harus mencari mobil pick up yang bisa disewakan. Untuk teknis acara kali ini kami akan menyewa 3 mobil pick-up, 2 untuk sepeda dan 1 untuk goweser. Sengaja kami pilih goweser naik pickup agar semua anggota bisa merasakan sensasi yang berbeda. Biar Anti mainstream gitu sob,,,, heheheee.....

Beberapa hari kemudian kami dapat informasi dari ketua bahwa untuk mobil pickup sudah ready yaitu 1 mobil dari keluarga om Khulaefi dan 2 dari temannya om Mbhe. Oke Sob masalah mobil well-done, sekarang tinggal kebutuhan lainnya dan kesiapan anggota yang akan join nanti.

Sesuai pengumuman dari ketua bahwa data peserta yang akan join paling lambat H-3 yaitu pada hari Kamis tgl 25 Januari 2018, tujuannya adalah untuk menyesuaikan kendaraan dengan jumlah peserta. Kemudian pada hari jumat kami verifikasi data peserta yang sudah nge-list di grup WA, dan hasilnya WOW... emejing.... jumlah anggota yang siap join ada 25 orang. Ini merupakan rekor peserta terbanyak acara gobar di GSC, biasanya paling banyak juga cuma belasan anggota yang join.

ooooiya, just info aja ni Sob... tanpa sepengetahuan anggota ternyata Ketua, Pak Yanto dan Om Achuy udah survey ke TKP loohh... Tujuannya adalah untuk memastikan lokasi trek dan mencari tempat untuk parkir mobil dan lain sebagainya karena lokasi ini bukan spot gowes seperti di Rindu Alam puncak yang sudah ada Poskonya. Karena yang tau lokasi ini hanya om Achuy & om Aep, jadi biar lebih familiar lagi paketu dan pak yanto langsung ikut olah TKP.
Pa Yanto lagi mantau TKP bersama ajudannya 😊
Tiba di hari Sabtu (H -1), berdasarkan kesepakatan bersama bahwa sepeda akan di loading Sabtu sore di rumah Pak Cecep. Oleh Karena itu, semua anggota dihimbau untuk membawa sepedanya, dan sekaligus berkumpul untuk bantu loading dan menyiapkan peralatan lainnya.

Satu per satu anggota mulai tiba di Base Camp. Sekitar pukul 5 sore, hampir seluruh anggota yg join sepedanya sudah siap di loading. Tinggal beberapa orang saja yang belum ada karena keterbatasan waktu, tetapi akan datang setelah magrib.

Dua Mobil untuk loading sudah ready dan sepeda juga sudah ada 95% terkumpul, maka tanpa menunggu waktu lagi kamipun mulai nyicil loading sepeda. Sampai menjelang magrib, 1 mobil sudah beres loading dan 1 lagi tinggal menunggu yang belum tiba saja.

Tak lama berselang adzan magrib mulai berkumandang, dan kamipun stop aktifitas loading. Sebagian anggota ada yang pulang dulu serta sebagian ada yang tetap di base camp untuk melaksanakan solat magrib. Setelah selesai solat, kami adakan briefing teknis dan pematangan acara besok. Mulai dari pemberangkatan, konsumsi dan keperluan lainnya kami bahas disini sampai clear semuanya.
Briefing Teknis dan pemantapan acara
Briefing selesai, kamipun kembali menyelesaikan loading yang tertunda serta menyiapkan semua perlengkapan yang akan dibawa besok. Tak lama kemudian anggota yang tadi sore belum bawa sepeda untuk di loadingpun tiba, maka kami langsung menyelesaikan loading agar semuanya beres.
Loading Done
Sekitar pukul 9 malam loading sepeda rebes Sob... Selesai loading kami break sambil kongkow2 dan beberapa anggota ada yang sambil menyiapkan kebutuhan konsumsi untuk acara besok. Jam 10 malam kami bubar barisan ke rumah masing2 untuk istirahat karena besok pagi kami akan berangkat jam 5 subuh. Waaah ada yang udah ga sabar ni Sob, pengen cepet2 hari minggu..... 😁
Om Aceng lagi nyiapin Bumbu untuk ngeliwet

Untuk teknis pemberangkatan kami bagi menjadi 3 bagian. Bagi anggota yang domisili basis Utara dan Barat (Jayanti, Balaraja, Cisoka) nanti akan dijemput sama om Eri secara berurutan sesuai wilayah menuju ke arah tikum (rumah pak Cecep). Sedangkan untuk basis Timur (Gank Kecok & Tigaraksa) mereka langsung ke tikum, dan untuk basis Selatan (Solear) nanti menunggu di Gerbang Kirana dan terakhir di rumah paketu.

Teng....tong...... Kriiiing.....kriiiing........ Hari minggu pun Tiba. Jam 4 pagi om Eri sudah meluncur dari rumahnya untuk menjemput rekan2 yang lain. Yang pertama dijemput adalah Pak Yanto, next menuju Cisoka, disana sudah menunggu om Indra, om Samson, om Amin dan Mas Lukman. Setelah keangkut semua mereka langsung menuju tikum. Di tikum sendiri sudah menunggu om Datet, om Aris dan yang pasti Pak Cecep sebagai tuan rumah (takut ngambek kalau ga disebutin) wkwkakkkkk.

Waktu sudah menunjukan pukul 5.20 WIB , tetapi kami belum bisa start karena basis timur (om Ocin, om fadly & om wahyu) belum datang. Hadeeeehhh,,"kecok gank" ga bisa on time nih Sob.... Tapi kami bisa maklumin sih Sob, karena mereka masih jomblo jadi belum ada yang bangunin deh..😁😂

Setelah mereka tiba, rombongan langsung berangkat menuju check point berikutnya yaitu Gerbang Perum Kirana. Disana om Syam, om Mbhe, om Andik & om Iwenk sudah menunggu dari jam 5 subuh 😌. Rombongan tiba di Kirana pukul 05.45, tanpa menunggu lagi semua langsung bergabung dan berangkat menuju rumah paketu kecuali om Iwenk yang tidak naik karena menunggu temannya (fotografer) yang masih OteWe dan nanti dia nyusul. Eiiittttt.... lupa, sebelum ke rumah paketu kami stop dulu di rumah om Aep. Waduh... bahaya ni Sob kalo ampe ketinggalan, soalnya kan doi yang jadi Marshall untuk gobar kali ini. Setelah om Aep naik, kami langsung cuusss ke rumah paketu.
Sampai di rumah paketu jam 6an, kami turun dulu dan bergabung dengan rekan2 yang sudah ada disana (Paketu, om Achuy, om Khulaefi, om Aceng, om Mugni dan om Uncle). Setelah berkumpul kami lakukan verifikasi data peserta. Selain om Iwenk & temannya, ternyata ada 1 orang lagi yang belum hadir yaitu om Merzan. Setelah dihubungi ternyata doi kesiangan dan sedang dalam perjalanan. Well, akhirnya kami tunggu mereka di Base camp. Karena kebanyakan anggota belum pada sarapan, jadi sambil menunggu kamipun sarapan dulu. Kebetulan di depan rumah paketu ada warung nasi uduk ya sudah jadinya kami sarapan bareng deh disitu.
suasana saat nunggu anggota yang belum hadir
Sekedar info aja ni Sob, 2 nama yang di "underline" diatas adalah anggota baru yaitu om Uncle & om Merzan. Mereka baru bergabung seminggu sebelum acara anniversary ini. Alhamdulillah Sob, nambah lagi aja ni anggota Sakadaek. Selamat bergabung ya kawan.... 👏👏
Anggota Baru GSC
Jam 6.20 semua anggota sudah lengkap, dan kamipun siap2 untuk berangkat. Tetapi sebelum berangkat kami adakan briefing dan dilanjutkan dengan berdo'a agar acara kami lancar dan selamat sampai pulang nanti.
Foto sebelum Go.......
Bismillah..... dan akhirnya kami berangkat sekitar pukul 06.30an. Emejing banget ya Sob, molornya hampir 2 jam 😔. Tapi emang beginilah kami, bukan Sakadaek namanya kalo lurus2 aja Hahahaa...
Om Achuy Sopir di tembak 😁
Rute perjalanan kami adalah menuju ke Perum Adiyasa, kemudian lanjut ke Jl. Raya Tenjo-Jasinga. Dari simpang Jasinga kami belok kiri menuju Jl.Raya Jasinga-Leuwiliang. Sampai di perkebunan kelapa sawit Cigudeg, kami belok kiri dan tinggal terus ikutin jalan tersebut sampai ketemu dengan kebun teh yang kami tuju.
Suasana perjalanan menuju TeKaPe
Cuaca pada hari itu agak kurang bersahabat Sob.. ketika kami baru 1/2 jam berangkat saja udah disambut ama gerimis. Emang sih selama beberapa hari sebelumnya hujan sering turun, tapi karena sudah dijadwalkan jadi kami tetap lanjutkan acara ini.

Sampai simpang Jasinga, matahari mulai menampakkan diri. Semua anggota pun tampak ceria dan berharap matahari terus bersinar dan hujan tidak turun lagi. Tetapi keceriaan sempat redup ketika kami memasuki kawasan kebun sawit Cigudeg. Karena saat kami tiba disana hujan kembali mengiringi perjalanan kami sampai ke lokasi kebun teh, meskipun ga lebat sih sob.....

Oke Sobat Sakadaek, sampai disini dulu ya ceritanya. Nantikan cerita selanjutnya yang tak kalah seru saat kami gowes sampai pulang kembali ke rumah.


Bersambung.............. 👉 ke Part 2












  










Gowes Akhir Tahun ke Bukit Dago, Parung Panjang, Bogor

Salam Sakadaek

Salam 2 Pedal

Hai.. Sobat Sakadaek.... semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan, Aamiin....
Untuk mengisi liburan akhir tahun yang lumayan panjang, kami mengadakan gobar ke Bukit Dago, Parung Panjang, Bogor.
Berawal dari obrolan dan canda gurau sesama anggota untuk mencari destinasi gowes yang seru dan bisa memacu adrenalin, akhirnya kamipun memutuskan untuk gowes ke Bukit Dago yang terletak di Desa Dago, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor.

Sempat terjadi perdebatan untuk menentukan waktu gobar, karena ada beberapa anggota yang pengen ikut tapi berhalangan pada tanggal 24 dan meminta digeser ke tanggal 25. Setelah diadakan voting, akhirnya lebih banyak anggota yang memilih untuk gobar pada hari Minggu tanggal 24 Desember. Sesuai hasil voting tersebut, maka kami putuskan untuk gobar akhir tahun dilaksanakan pada hari Minggu 24 Desember 2017.

Seperti biasa, untuk tikum (titik kumpul) kami pilih di depan gerbang Perum Taman Kirana. Kecuali om ocin dkk, mereka nunggu di dekat stasiun Tigaraksa. Sesuai kesepakatan bersama yang ikut gobar kumpul sebelum jam6, karena start pukul 6 pagi.

Anggota pertama yang tiba di tikum adalah om Embe, kemudian om syam dan om khulaefi (aef). Sampai pukul 6 teng, anggota yang lain belum nongol juga ni Sob... Setelah dihubungi ternyata mereka sedang sarapan dulu di daerah Bunar, Cisoka. Akhirnya jam 6.15, Pak Cecep, om Eri beserta rombongan tiba di tikum, dan tak lama kemudian kami langsung start gowes.
Tikum di Taman Kirana
Gobar kali ini merupakan event perdana untuk beberapa anggota baru GSC. Mereka baru bergabung beberapa minggu yang lalu jadi baru kali ini mereka bisa gobar dengan mengenakan Jersey kebesaran dan kebanggaan GSC. Welcome Join to GSC buat Mas Lukman, om Wahyu, om Imad, om Aris & om Datet.

Kami mulai mengayuh ke arah selatan menuju perum Taman Adiyasa lalu belanjut ke arah Stasiun Tigaraksa, karena disana om Ocin, om fadly, om Imad dan om Wahyu sudah menunggu kami. Setelah mereka bergabung maka lengkaplah peserta gobar ke bukit dago.

Untuk marshall gobar ini adalah Pak Cecep. Dengan segudang pengalamannya menjelajah dunia (bareng si Dora) 😀 maka kami serahkan tugas ini ke beliau.

Rute pertama kami adalah menuju ke simpang kemantren-Tenjo. Dari situ kami lurus menuju ke Jl. Raya Manunggal XIX, lanjut ke Jl. Raya Batok, lalu ke Jl. Raya Salimah kemudian ketemu Jl. Raya Parung Panjang.

Medan Jalan yang kami tempuh hampir seluruhnya adalah Aspal dan beton (cor-cor'an). Meskipun aspal dan beton tetapi tidak flat melainkan variasi antara turunan dan tanjakan, jadi lumayan butuh ekstra tenaga dan bikin dengkul lek-lok. Hahahaha....

Setelah hampir setengah perjalanan, kami tiba di area yang kiri kanannya hutan pohon mahoni. Kesejukan udara disini membuat kami tak kuasa untuk melewatkannya dan berhenti disini (padahal udah lelah pengen istirahat... wakakakakkkkk).

Selain enak untuk istirahat, ternyata disini juga bagus untuk foto-foto. Oleh karena itu, kami tak melewatkan kesempatan untuk foto bersama. Tetep ya narsisnya anak2 GSC ga ilang-ilang.. 😁
15 menit sudah cukup untuk istirahat + bernarsis ria, dan kamipun melanjutkan gowes karena perjalanan masih panjang. Dari sini, medan jalan mulai menantang karena tanjakan dan turunan mulai menghadang kami. Tetapi hal tersebut tidak membuat kami gentar dan justru menambah semangat untuk uji kekuatan dengkul. (Sok Kuwat bgt ya Sob... Heheeeeee).

Setelah hampir 1 jam kami gowes, kami kembali istirahat di Jl. Raya Parung - Bitung (Tangerang). Di depan minimarket kami istirahat sambil menunggu teman2 yang masih dibelakang. Selain istirahat, disini juga kami mencari rute menuju ke Bukit Dago dengan bantuan Google Maps. Yups, karena semua anggota belum ada yang kesini, jadi sebagai pemandu arah kami mengandalkan Mbah Google dan dibantu dengan Pak Cecep & om Ocin yang hapal daerah tersebut.

Setelah berhasil menemukan rute menuju Bukit Dago, kami segera melanjutkan gowes ke arah Parung. Kondisi jalan disini mulai kurang kondusif, mulai dari jalannya yang mulai rusak serta kepulan asap dan debu jalanan dari truck2 besar pengangkut hasil tambang. Sekedar info aja ni Sob, daerah parung merupakan daerah tambang penghasil batu kapur. Jadi tak ayal banyak truck2 besar yang lalu lalang di daerah tsb.

Setelah hampir 10 KM gowes, akhirnya kami tiba di kaki Bukit Dago. Setiba disana kami sedikit kebingungan mencari jalan menuju ke pucak bukit. Karena kalau tampak dari depan seperti ga ada jalur untuk gowes langsung. Tetapi kebetulan secara bersamaan ada beberapa orang dengan mengendarai mobil juga hendak menuju ke puncak bukit. Dan tanpa ragu kamipun mengikuti mereka.

Tiba di samping bukit rombongan mobil itu pun berhenti dan parkir disana dan kamipun ikut berhenti disitu. Sampai disitu, tampak disebelah kiri kami sebuah tanjakan yang sangat curam dan bisa dibilang hampir tegak. Ow..ow.... kami semua mikirin gimana cara naikknya Sob..... Tak lama berselang, rombongan orang yang bawa mobil tsb berjalan menyusuri tanjakan tsb.

Tinggal tersisa rombongan GSC dibawah, dan agak bingung gimana untuk naik ke atas bukit. Akhirnya kami berdiskusi, apakah kita jalan ke atas dan sepeda ditinggal dibawah atau kita naik dengan memikul sepeda. Karena dengan medan seperti itu tidak memungkinkan untuk gowes sampai ke puncak. Pas kami berdiskusi ada teriakan dari atas yang menyuruh kami naik. Ternyata itu suara Pak Cecep dan om Embe yang tanpa kami sadari mereka ternyata berpisah dari rombongan dan lebih dulu naik ke puncak bukit dago. Dengan rasa penasaran kamipun tanya ke mereka ada jalan lain tidak untuk menuju ke atas selain melewati tanjakan tsb. (Berharap ada jalan lain menuju ke puncak 😔). Tapi apalah daya mereka bilang tak ada jalan lain, dan kamipun harus naik melewati tanjakan tsb.

Agar tidak terasa berat, kami akalin dengan cara berbaris ke atas dan sepeda kami estapet dari bawah sampai atas. Dengan cara begini sedikit mengurangi beban dibandingkan ngangkat sepeda langsung dari bawah. Tetapi ada juga yang memilih untuk naik sambil memikul sepedanya. Oiya Sob, ada satu insiden saat kami naik. Mas Lukman kepeleset dan jatuh saat memikul sepeda ke atas. Tetapi alhamdulillah insiden tsb tidak mengakibatkan cedera serius dan beliau bisa melanjutkan lagi naik sampai ke atas dengan dibantu juga oleh rekan2 yang lain.


inilah Tanjakan super menuju puncak Bukit Dago
Meskipun dengan susah payah dan butuh kerja sama seluruh anggota, akhirnya kami tiba di puncak Bukit Dago. Tampak senyum bahagia dari seluruh anggota ketika kami tiba di puncak. Karena setelah menempuh jarak sekitar 30KM lebih serta harus bersusah payah pula untuk sampai ke puncak, akhirnya semua terbayar kontan dengan suguhan pemandangan yang menakjubkan disekeliling bukit.

Saat berada dipuncak bukit dago, kita bisa melihat pemandangan yang indah disekelilingnya. Jika kita menghadap ke Barat, nampak kawasan Gunung Munara. Sedangkan disebelah Timur dan Selatan tampak bukit-bukit lain yang tak kalah bagus dan tampak masih asri. Dan tak kalah indah jika kita menatap ke arah Utara yaitu tampak sudut kota tangerang tepatnya kawasan BSD. Dari sana terlihat Gedung ICE dan Aeon Mall serta kawasan Lippo Karawaci. Pokoknya mantap lah Sob..... kalian harus coba kesini...

Selain menjadi destinasi para goweser, Bukit Dago juga menjadi spot dan destinasi untuk para pecinta motocross/Trail (Crosser). Saat kami tiba disana ada beberapa crosser yang kesini juga. Tetapi menurut penjaga warung di atas bukit, untuk para crosser biasanya lebih banyak yang datang pada sore hari.

Setelah Puas menikmati pemandangan disekeliling Bukit Dago, kami bersiap-siap untuk turun dan pulang. Tetapi sebelum pulang tak lupa seperti biasa kami melakukan ritual GSC saat gobar yaitu foto-foto. Hadeeehhhhhh.... tetep ya Sob.. ga ilang2 tuh Narsisnya anak2 GSC...
 
 
Hari sudah semakin siang, dan sinar mataharipun mulai kurang bersahabat. Karena sudah mulai terasa panas kamipun mulai duduk diatas sadel dan siap gowes kembali. Oiya Sob, ternyata ada jalur yang landai untuk menuju ke puncak meskipun agak muter dikit. Ya kami tahu setelah melihat pedagang dan beberapa anak club motor yang kesini. Suweeee bener, kalo tau ada jalan ngapain coba kami susah2 lewatin tanjakan tadi ya Sob... 😏😭

Perjalanan pulang pun dimulai. Jam 10.30 kami mulai mengayuh dari atas bukit untuk pulang. Perjalanan pulang sangat berbeda dengan berangkat. Cuaca hari itu sangat terik dengan suhu diatas 300 C. Karena cuaca yang panas tsb membuat tenaga kami cepat terkuras, maka dari itu kami gowes lebih santai dan lebih sering break agar tidak terlalu cape. "Alon-alon asal kalakon" pelan-pelan yang penting bisa nyampe rumah dengan selamat ya Sob...
Istirahat di Saung warga
Posisi matahari sudah hampir tepat diatas kepala, dan sebentar lagi masuk waktu sholat dzuhur. Maka kami sepakati bersama kalau nemu mesjid kita break dan istirahat sekaligus melaksanakan sholat dzuhur. Setelah gowes hampir 1 jam kami akhirnya menemukan mesjid yang sangat strategis juga untuk tempat istirahat. Karena kebetulan di seberang mesjid tsb terdapat saung di pinggir sawah yang adem dan nyaman buat kami singgah. 

Sambil menunggu adzan dzuhur, kami istirahat sambil ngopi dan ngobrol untuk menambah keakraban sesama anggota. Apalagi untuk kali ini banyak anggota baru jadi momen seperti ini kami manfaatkan untuk lebih mengenal satu sama lain dan berbagi cerita pengalaman gowes.

Tak lama kemudian, adzan dzuhur pun berkumandang. Dan secara bergantian kami melaksanakan sholat, karena di masjid tsb hanya ada 2 sarung jadi kami gantian deh sholatnya. Kebetulan kebanyakan teman2 pake celana pendek jadi harus ngantri deh nunggu giliran pake sarungnya. Hehehe.....

Selesai sholat kami tidak langsung berangkat, karena jam segitu pas panas2nya (siang bolong) jadi kami lanjutkan istirahat dulu. Ada yang tidur, dan ada yang lanjutin ngopi dan ngobrolnya. Sebagian ada yang di teras mesjid, sebagian lagi di saung seberang mesjid.
Istirahat di Teras Mesjid
Tepat Pukul 13.30 kami melanjutkan gowes lagi agar tidak terlalu sore nyampe rumah. Tantangan kami kali ini ialah melawan panas terik matahari. Yups karena panas yang sangat terik tsb membuat fisik kami lebih terkuras dan sudah pasti cepat lelah dan haus. Akibatnya perbekalan air minum lebih dari biasanya.
Istirahat di stasiun Daru karena mabuk Panas 😀
Untuk rute pulang kami pilih jalur yang berbeda saat berangkat. Hal ini kami lakukan agar bisa memangkas jarak tempuh dan efisiensi tenaga. Rute yang kami ambil yaitu dari Jl. Raya Salimah kami belok ke arah stasiun Cilejet, lanjut ke Daru, lalu ke Jambe, Tapos dan keluar di daerah Munjul. Total jarak tempuh sekitar 32KM, selisih 4KM dengan jalur berangkat.  

Di simpang munjul inilah kami berpisah karena rute arah rumah yang berbeda-beda. Om Khulaefi dia sendiri ambil rute ke arah Cileles, om syam & om embe ke arah Argo-Kirana sedangkan yang lain ke arah Jeungjing-Cisoka.


Demikian kisah trip GSC ke Bukit Dago, sampai jumpa di trips berikutnya....

Salam Sakadaek
 

- Copyright © Gowes Sakadaek Club - Powered by GSC - Designed by Fs13 -